Kamis, 26 September 2019

Struktur dan Fungsi Jaringan pada Akar

Struktur dan fungsi jaringan akar bisa dilihat dari aktivitas pertumbuhan akar itu sendiri. Akar pada tumbuhan didefinisikan sebagai struktur tumbuhan yang letaknya di bagian dalam tanah. Akar adalah penghubung yang digunakan sebagai jalur masuk unsur-unsur hara atau pun mineral dari bagian dalam tanah yang bergerak menuju ke seluruh bagian dari tumbuhan.
Akar bisa juga digunakan untuk menentukan pembatas yang membatasi antara bagian akar dan bagian batang. Namun dalam proses terjadinya perkecambahan, bagian akar dan bagian batang bisa dilihat perbedaannya melalui arah pertumbuhannya. Bagian akar akan mengalami pertumbuhan ke arah bawah, sedangkan bagian batang akan mengalami pertumbuhan ke arah atas.

Struktur Dan Fungsi Jaringan Akar
struktur-dan-fungsi-jaringan-akarDalam proses pengamatan sistem perakaran pada tumbuhan yang tergolong monokotil seperti halnya rumput-rumputan dan juga pada tumbuhan yang tergolong dikotil seperti halnya tanaman cabe. (baca juga : klasifikasi Echinodermata)
Coba amati apakah terdapat suatu perbedaan pada sistem perakaran yang ada pada kedua golongan tersebut? Jika dilihat dari bentuknya sudah pasti kedua golongan tumbuhan tersebut mempunyai suatu sistem perakaran yang sangat berbeda. (baca juga : perubahan lingkungan)
Pada akar tumbuhan yang tergolong monokotil terbentuk dari sistem akar serabut, sedangkan pada akar yang tergolong dikotil terbentuk dari sistem akar tunggang. Walaupun pada tumbuhan yang tergolong dikotil mempunyai akar tunggang, namun jika pada tumbuhan ini dilakukan pengembangbiakan menggunakan cara disetek atau pun dicangkok, maka pada tumbuhan tersebut tidak akan memiliki akar tunggang melainkan mempunyai akar serabut. Selain pada tumbuhan yang tergolong dikotil, pada tumbuhan gymnospermae (atau sering disebut sebagai tumbuhan berbiji terbuka) ternyata juga mempunyai sistem perakaran tunggang. (baca juga : pengertian antigen dan antibodi)
Secara morfologi (atau struktur luar) bagian akar terbentuk dari bagian rambut akar, bagian batang akar, bagian ujung akar, dan juga bagian tudung akar. Sedangkan jika dilihat secara anatomi (atau struktur dalam) akar terbentuk dari bagian epidermis, bagian korteks, bagian endodermis, dan juga bagian silinder pusat. (baca juga : pengertian genetika)

1. Morfologi (Struktur Luar Akar)

Morfologi (Struktur Luar Akar)Ukuran panjang yang terdapat pada akar biasanya bisa ditentukanoleh masing-masing jenis tumbuhan. Seperti contohnya tanaman apel mempunyai bentuk akar yang panjang. Selain itu ukuran panjang dari bagian akar bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor eksternal. (baca juga : organ penyusun sistem reproduksi)
Faktor eksternal yang dimaksud adalah panjang dari akar seperti halnya porositas tanah, ketersediaan air dan juga unsur-unsur hara di bagian dalam tanah, serta faktor kondisi kelembaban tanah. Contohnya pada tumbuhan yang terdapat di daerah gurun pasir mempunyai bentuk akar yang cukup panjang. (baca juga : pengertian fotosintesis)
Susunan dari morfologi akar yakni bagian batang akar, bagian ujung akar, bagian tudung akar, dan bagian rambut akar. Bagian pada ujung akar bisa dikatakan sebagai suatu bagian yang merupakan titik tumbuh akar. Bagian ini terbentuk atas jaringan meristem yang pada sel-sel dindingnya terlihat tipis dan melakukan pergerakan aktif membelah diri. (baca juga : ciri ciri Platyhelminthes)
Bagian ujung akar terlindungi oleh bagian yang bernama tudung akar (kalipatra). Bagian tudung akar mempunyai fungsi dalam upaya melindungi bagian akar itu sendiri terhadap suatu kerusakan yang bersifat mekanis dalam jangka waktu tertentu saat terjadi penembusan tanah. (baca juga : struktur tubuh bakteri)
Pada bagian akar juga ada bagian rambut-rambut akar yang bisa dikatakan mengalami perluasan pada permukaannya dari bagian sel-sel epidermis akar itu sendiri. Dengan adanya bagian rambut-rambut akar akan membuat memperluas daerah yang merupakan penyerap air dan juga mineral. Bagian ini biasanya hanya bisa tumbuh di dekat bagian ujung akar dan pada umumnya mempunyai ukuran yang relatif pendek. (baca juga : contoh tumbuhan monokotil dan dikotil)
Jika bagian akar mengalami pertumbuhan memanjang ke bagian dalam tanah, maka di bagian ujung akar yang kondisinya lebih muda akan terjadi pembentukan bagian dari rambut-rambut akar yang baru. Sedangkan bagian rambut akar yang kondisinya lebih tua maka akan mengalami proses penghancuran dan juga kematian. (baca juga : proses pencernaan makanan)

2. Anatomi (Struktur Dalam Akar)

Anatomi (Struktur Dalam Akar)Jika pada bagian akar pada tumbuhan yang tergolong dikotil atau pun monokotil dilakukan proses penyayatan secara melintang, lalu cobalah lakukan pengamatan di bagian bawah mikroskop, maka akan terlihat bagian-bagian dari luar ke bagian dalam, misalnya seperti epidermis, korteks, endodermis, dan stele (atau disebut sebagai silinder pusat). (baca juga : pengertian darah)
Epidermis akar (atau sering disebut sebagai kulit luar) adalah lapisan yang berada pada bagian paling luar dari akar.
Epidermis akar terbentuk dari bagian-bagian selapis sel yang susunannya tampat rapat. Bagian dinding sel epidermis berbentuk tipis dan juga mudah dilewati oleh air. Sel-sel epidermis sendiri akan mengalami modifikasi sehingga dapat membentuk bagian dari rambut-rambut akar. (baca juga : sintesis protein)
Korteks akar (atau sering disebut sebagai kulit pertama) yang tersusun atas beberapa bagian lapis sel yang mempunyai dinding yang tampak tipis. Pada bagian dalam korteks akan ada suatu ruang-ruang antar sel. Ruang antar sel ini mempunyai peran dalam upaya proses terjadinya pertukaran gas. Korteks mempunyai fungsi untuk tempat menyimpan cadangan-cadangan makanan. (baca juga : hama dan penyakit pada tumbuhan)

Endodermis akar tersusun atas selapis bagian sel yang berbentuk tebal. Sel-sel endodermis akan mempunyai bentuk dan susunan yang berbeda dengan bentuk dan juga susunan dari bagian sel-sel yang terdapat di sekelilingnya. Oleh sebab itu, maka batas pada korteks dengan endodermis akan tampak sangat jelas apabila dilakukan pengamatan dengan menggunakan mikroskop. (baca juga : proses terjadinya hujan asam)
Sebagian besar dari sel-sel endodermis sendiri mempunyai bagian-bagian yang serupa dengan pita dan mempunyai kandungan zat suberin. Endodermis mempunyai peran dalam melakukan pengaturan jalannya larutan
yang akan melewati proses penyerapan dari dalam tanah sehingga masuk ke daerah silinder pusat. (baca juga : pembelahan biner pada bakteri)
Stele akar (atau sering disebut sebagai silinder pusat) terdiri dari perisikel, xilem, dan juga floem. Definisi dari perisikel adalah lapisan yang berada di bagian paling luar dari silinder pusat yang mempunyai satu atau pun beberapa bagian lapisan dari sel. Perisikel mempunyai fungsi untuk mendukung pertumbuhan sekunder dan juga pertumbuhan dari akar ke bagian samping. Sedangkan bagian xilem dan juga floem adalah berkas pada bagian pembuluh angkut yang mempunyai letak di bagian sebelah dalam dari perisikel. 

Fungsi Jaringan Akar
Walaupun pada tumbuhan monokotil dan juga pada tumbuhan dikotil mempunyai suatu sistem perakaran yang tentunya berbeda, namun memiliki fungsi akar yang sama. Bagian akar adalah organ yang ada pada tumbuhan yang mempunyai fungsi dengan penjelasan sebagai berikut : 
  • Digunakan untuk melakukan proses penyerapan terhadap air dan juga unsur-unsur hara yang diambil dari bagian dalam tanah.
  • Digunakan untuk mendukung dan juga memperkuat berdirinya bagian tubuh tumbuhan.
  • Jika dilihat dari jenis tumbuhannya, akar mempunyai fungsi untuk alat bernafat, seperti contohnya pada tumbuhan bakau.
  • Sedangkan pada beberapa jenis tumbuhan lainnya, akar mempunyai fungsi untuk suatu tempat yang digunakan sebagai penyimpanan cadangan makanan dan juga sebagai alat perkembangbiakan secara vegetative.

Jaringan Dewasa

Jaringan Dewasa Pada Tumbuhan

Jaringan dewasa pada tumbuhan awalnya berasal dari jaringan meristem, tetapi telah mengalami pertumbuhan dan diferensiasi sehingga menjadi jaringan lain dengan fungsi yang berbeda. Jaringan dewasa merupakan kelompok sel tumbuhan yang berasal dari pembelahan sel-sel meristem dan telah mengalami pengubahan bentuk yang disesuaikan dengan fungsinya (Diferensiasi). Jaringan dewasa ada yang sudah tidak bersifat meristematik lagi (sel penyusunnya sudah tidak membelah lagi) sehingga disebut jaringan permanen.

Sifat sifat jaringan dewasa pada tumbuhan :

• Tidak terjadi aktivitas membelahan diri
• Memiliki ukuran yang cukup besar dibandingkan sel sel meristem
• Mempunyai vakuola yang besar sehingga plasma sel sedikit dan merupakan selaput yang menempel pada dinding sel
• Kadang kadang selnya telah mati
• Selnya telah mengalami penebalan dinding sesuai dengan fungsinya
• Di antara sel selnya dijumpai ruang antarsel

Macam macam jaringan dewasa

Berdasarkan bentuk dan fungsinya, jaringan dewasa pada tumbuhan dibedakan menjadi empat macam jaringan yaitu :
a. Jaringan Epidermis
Jaringan Epidermis rnerupakan jaringan paling luar vang menutupi permukaan organ tumbuhan, seperti: daun, bagian bunga, buah, biji, batang, dan akar. Fungsi utama jaringan epidermis adalah sebagai pelindung jaringan yang ada di bagian sebelah dalam. Bentuk, ukuran, dan susunan, serta fungsi sel epidermis berbeda-beda pada berbagai jenis organ tumbuhan. Ciri khas sel epidermis adalah sel–selnya rapat satu sama lain membentuk bangunan padat tanpa ruang antar sel. Dinding sel epidermis ada yang tipis, ada yang mengalami penebalan di bagian yang menghadap ke permukaan tubuh, dan ada yang semua sisinya berdinding tebal dan mengandung lignin.
b. Jaringan Dasar (Parenkim)
Jaringan Parenkim terdiri atas kelompok sel hidup yang bentuk, ukuran, maupun fungsinya berbeda-beda. Sel-sel parenkim mampu mempertahankan kemampuannya untuk membelah meskipun telah dewasa sehingga berperan penting dalam proses regenerasi. Sel-sel parenkim yang telah dewasa dapat bersifat meristematik bila lingkungannya memungkinkan. Jaringan parenkim terutama terdapat pada bagian kulit, batang, akar mesofil daun, daging buah dan endosperma biji.
Berdasarkan fungsinya, jaringan parenkim pada tumbuhan dibedakan menjadi 5 macam yaitu:
• Jaringan Parenkim air. Jaringan ini dijumpai pada tumbuhan xerofit atau epifit sebagai penimbun air untuk melewati musim kering.
• Jaringan Parenkim asimilasi. Jaringan parenkim ini berfungsi dalam proses pembuatan makanan, terletak pada bagian tumbuhan yang berwarna hijau.
• Jaringan Parenkim udara. Jaringan ini berfungsi dalam mengapungkan tumbuhan. Jaringan parenkin ini dapat ditemukan pada tangkai daun Canna sp. sebagai tempat menyimpan udara.
• Jaringan Parenkim penimbun. Jaringan ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan. Jaringan parenkim jenis ini dapat anda temukan pada akar rimpang, empulur batang, umbi, dan umbi lapis. Cadangan makanan dalam jaringan parenkim ini disimpan dalam bentuk gula, tepung, protein, dan lemak.
• Jaringan Parenkim angkut. Jaringan in berfungsi sebagai pembuluh angkut baik itu makanan maupun air. Hal ini terjadi karena sel selnya memanjang menurut arah pengangkutan.
c. Jaringan Penyokong
Jaringan ini berfungsi untuk memperkuat berdirinya tubuh tumbuhan, atau memperkuat bagian tumbuhan. Yang termasuk jaringan ini ialah :
• Jaringan kolenkim. Serupa dengan parenkim, tetapi dindingnya mengalami penebalan dari zat selulosa terutama di bagian sudut-sudut selnya
• Jaringan sklerenkim. Sel-selnya mengalami penebalan dari zat lignin (zat kayu). Jaringan sklerenkim yang pendek disebut sklereid, sedangkan yang panjang disebut serat.
d. Jaringan Pengangkut
Jaringan pengangkut pada tumbuhan terdiri atas sel-sel xilem dan floem, yang membentuk berkas pengangkut (berkas vaskuler). Xilem berperan mengangkut air dan mineral dari dalam tanah ke daun, sedangkan floem berfungsi mengedarkan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan.
• Xilem
Xilem adalah jaringan pengangkut tumbuhan yang kompleks terdiri dari berbagai macam bentuk sel. Pada umumnya sel-sel penyusun xilem telah mati dengan dinding yang sangat tebal tersusun dari  zat lignin sehingga xilem berfungsi juga sebagai jaringan penguat. Unsur-unsur xilem terdiri dari unsur trakeal, serat xilem, dan parenkim xilem.
a. Unsur trakeal
Unsur trakeal  merupakan unsur yang memiliki fungsi dalam pengangkutan air beserta zat terlarut di dalamnya, dengan sel-sel yang memanjang, tidak mengandung protoplas (bersifat mati), dinding sel berlignin, mempunyai macam-macam noktah. Unsur trakeal terdiri dari dua macam sel yaitu trakea (pembuluh kayu) yang terdiri dari sel yang tersusun memanjang dan berderet dengan ujung yang berlubang dan bersambungan pada ujung dan pangkalnya dan trakeida yang terdiri atas sel panjang dengan ujung yang runcing tanpa adanya lubang sehingga pengangkutan melalui pasangan noktah pada dua ujung trakeida yang saling menimpa.
b. Serat xilem
Serat xilem merupakan sel panjang dengan dinding sekunder berlignin. Serat xilem ada dua pada tumbuhan, yakni serat libriform dan serat trakeid. Serat libriform mempunyai ukuran lebih panjang dan dinding selnya lebih tebal dibanding serat trakeid. Pada serat libriform dapat anda temukan noktah sederhana, sedangkan serat trakeid dapat anda temukan noktah terlindung.
c. Parenkim xilem
Parenkim xilem tumbuhan umumnya tersusun dari sel-sel yang masih hidup. Parenkim xilem dapat anda jumpai pada xilem primer dan xilem sekunder. Pada xilem sekunder dijumpai dua macam parenkim, yaitu parenkim kayu dan parenkim jari jari empulur.
Sel-sel parenkim xilem pada tumbuhan berfungsi sebagai tempat cadangan makanan. Pada saat giatnya pertumbuhan, zat tepung tertimbun pada parenkim xilem dan menurun pada saat terjadinya aktivitas kambium. Parenkim jari jari empulur tersusun dari sel-sel yang pada umumnya mempunyai dua bentuk dasar, yakni sel-sel yang bersumbu panjang ke arah vertikal dan radial.

• Floem
Floem adalah jaringan pengangkut pada tumbuhan yang memiliki fungsi mengangkut dan menghantarkan zat-zat makanan hasil fotosintesis dan daun ke bagian tumbuhan yang lain. Floem tersusun dari berbagai macam bentuk sel-sel yang bersifat hidup dan mati. Unsur-unsur floem terdiri atas unsur tapis, sel albumin, parenkim floem, sel pengiring dan serat-serat floem.

Jaringan Meristem

Pengertian Jaringan Meristem

Jaringan meristem adalah jaringan yang aktif membelah. Jaringan ini terdapat di ujung akar yang biasanya di sebut meristem apikal. Sel-sel penyusunnya berdinding tipis, penuh dengan protoplasma, dan vakuola relatif kecil. Menurut asalnya, meristem dibedakan menjadi meristem primer, meristem sekunder dan promeristem. Sel meristem memiliki sitoplasma berukuran besar dan dinding sel yang tipis. Pertumbuhan pada jaringan ini akan menghasilkan ranting-ranting baru, perpanjangan akar, pembentukan bunga.

Struktur Jaringan Meristem

Gambar di bawah ini adalah gambar struktur jaringan meristem:

a.       Meristem primer

Jaringan meristem primer adalah kumpulan sel yang berkembang langsung dari sel embrionik. Sel ini berada di ujung tumbuhan, misalnya ujung akar, ujung batang atau ujung daun. Jaringan ini berpengaruh dalam sistem pertumbuhan tumbuhan itu sendiri.

b.       Meristem sekunder

Jaringan sistem skunder adalah jaringan dewasa yang telah mengalami diferensiasi. Dalam hal ini jaringan sekunder sering disebut meristem lateral karena terletak pada samping organ tumbuhan. Jika meristem primer mengalami pertumbuhan ke atas atau kebawah, sedangkan jaringan skunder ini mengalami pertumbuhan kesamping dan membesar.

c.       Promeristem

Promeristem adalah jaringan meristem yang telah ada ketika tumbuhan masih dalam tingkat embrio. Contohnya pada lembaga biji tumbuhan.

Fungsi Jaringan Meristem

Berikut ini adalah fungsi jaringan meristem antara lain:
  • Menambah tinggi dan panjang tumbuhan
  • Memperbesar dan melebarkan batang
  • Menyimpan cadangan makanan
  • Pada akar membantu mencari nutrisi
  • Membentuk cabang
  • Membantu bertumbuhnya sel-sel

Ciri-Ciri Jaringan Meristem

Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri jaringan meristem antara lain:
  1. sel-selnya merupakan sel muda yang berukuran kecil.
  2. Sel penyusun jaringan meristem memiliki dinding yang tipis.
  3. Jaringan meristem umumnya lebih mudah ditemukan di ujung tanaman, seperti ujung akar maupun ujung batang.
  4. Sel penyusun jaringan meristem bersifat embrional atau selalu aktif membelah.
  5. Ruang antar sel biasanya tidak ditemukan.
  6. Punya satu atau lebih inti sel yang berukuran besar.
  7. Sel penyusun jaringan meristem memiliki bentuk dan ukuran yang sama.
  8. Sel penyusun jaringan meristem masih belum mengalami deferensiasi atau spesialisasi dalam mendukung fungsi tertentu pada tumbuhan.
  9. Protoplasma dalam sel-sel meristem umumnya sangat banyak sehingga memenuhi isi sel.
  10. Ukuran vakuola dalam sel kecil, sedang plastida sel umumnya belum matang.
  11. Sel dalam jaringan meristem umumnya tidak mengandung zat makanan dan tidak berfungsi sebagai jaringan penyimpan makanan.
  12. Bentuk sel isodiametris, yaitu antara bulat, prisma, lonjong, kubus, atau poligonal.

Sifat Jaringan Meristem

Berikut ini adalah sifat jaringan meristem antara lain:
  • Bentuk sel bulat, lonjong, atau poligonal dengan dinding sel yang tipis.
  • Masing-masing sel kaya akan sitoplasma dan mengandung satu atau lebihdari satu inti sel.
  • Terdiri atas sel-sel muda dalam fase pembelahan dan pertumbuhan.
  • Vakuola sel sangat kecil atau mungkin tidak ada.
  • Biasanya tidak ditemukan adanya ruang antarsel di antara sel-selmeristem

Struktur Fungsi Buah dan Biji

Apabila serbuk sari dan putik telah masak dan terjadi penyerbukan yang diikuti pembuahan maka bakal buah akan tumbuh menjadi buah. Sementara itu, bakal biji yang terdapat dalam bakal buah akan tumbuh menjadi biji. Bagian bunga yang dapat berkembang dan ikut menyusun buah sebagai berikut.
  1. Daun pelindung, misalnya klobot pada tanaman jagung.
  2. Daun kelopak, misalnya pada tanaman terong.
  3. Tangkai putik, misalnya pada buah jagung.
  4. Kepala putik, misalnya pada buah manggis.
  5. Tangkai bunga, misalnya pada jambu monyet.
  6. Perhiasan bunga, misalnya pada nangka.
  7. Dasar bunga, misalnya pada tanaman elo.
Bagi tumbuhan biji (Spermatophyta), biji ini merupakan alat perkembangbiakan utama, karena biji mengandung calon tumbuhan baru (lembaga). Melalui biji ini tumbuhan dapat mempertahankan jenisnya.
Pada umumnya biji terdiri atas bagian-bagian seperti berikut.
  1. Kulit biji
  2. Tali pusar
  3. Inti biji atau isi biji
Kulit biji merupakan bagian terluar biji dan berasal dari selaput bakal biji. Pada umumnya, kulit biji dari tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae) terdiri atas dua lapisan sebagai berikut.
  1. Lapisan kulit luar (testa). Lapisan ini mempunyai sifat yang bermacam-macam, ada yang tipis, ada yang kaku seperti kulit, dan ada yang keras seperti kayu atau batu. Bagian ini merupakan pelindung utama bagi bagian biji yang ada di dalam. Lapisan luar ini juga dapat memperlihatkan warna dan gambaran yang berbeda-beda misalnya merah, biru, pirang, kehijau-hijauan, ada yang licin rata, dan ada pula yang mempunyai bentuk keriput.
  2. Lapisan kulit dalam (tegmen). Biasanya tipis seperti selaput, disebut juga dengan kulit ari.
Pada tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae), kulit biji terdiri dari tiga lapisan sebagai berikut.
  1. Kulit luar (sarcotesta), biasanya tebal berdaging. Pada waktu masih muda berwarna hijau, kemudian berubah menjadi kuning, dan akhirnya merah.
  2. Kulit tengah (sclerotesta), suatu lapisan yang kuat, keras, dan berkayu.
  3. Kulit dalam (endotesta), biasanya tipis seperti selaput dan seringkali melekat erat pada inti.
Bagian lain dari biji adalah tali pusar. Tali pusar disebut juga tangkai biji. Setelah biji masak, biji akan terlepas dari tali pusarnya (tangkai biji), dan pada bijinya hanya tampak bekasnya yang dikenal sebagai pusar biji. Perhatikan Gambar 1.
Bagian-bagian biji
Gambar 1. Bagian-bagian biji
Bagian lain dari biji adalah inti biji. Inti biji adalah semua bagian biji yang terdapat di dalam kulitnya. Oleh sebab itu, inti biji juga dapat dinamakan isi biji. Inti biji terdiri atas lembaga yang merupakan calon individu baru dan putih lembaga (albumen). Putih lembaga merupakan jaringan berisi makanan cadangan untuk masa permulaan kehidupan tumbuhan baru (kecambah), sebelum dapat mencari makanan sendiri.


Struktur dan Fungsi Bunga

Bunga

 Bunga adalah alat reproduksi seksual. Bunga dikatakan lengkap apabila mempunyai daun kelopak ,daun mahkota, benang sari,putik,dan daun buah. Bunga terdiri atas bagian fertile, yaitu benang sari dan daun buah,serta bagian yang steril yaitu daun kelopak dan daun mahkota.
Alat perkembangbiakan generatif bentuk dan susunannya berbeda-beda menurut jenis tumbuhan, tetapi bagi tumbuhan yang berbiji umumnya alat tersebut merupakan bagian tumbuhan yang kita kenal sebagai bunga dimana pada bagian inilah terjadi penyerbukan dan Pembuahan.

Bagian pokok tumbuhan sebenarnya ada tiga macam yakni akar, batang dan daun dan setiap bagian lainnya merupakan penjelmaan dari ketiga bagian pokok tersebut. Sehingga apabila kita memperhatikan susunan suatu bunga maka itu merupakan suatu penjelmaan dari ketiga bagian pokok tumbuhan tersebut.

Struktur Bunga

Bagian Bagian Bunga

Bagian-Bagian-Bunga Sempurna

  1. Bungasempurna,
  2. Kepala putik (stigma),
  3. Tangkaiputik (stilus),
  4. Tangkai sari (filament, bagiandaribenang sari),
  5. Sumbu bunga (axis),
  6. Artikulasi,
  7. Tangkaibunga (pedicel),
  8. Kelenjar nektar,
  9. Benang sari (stamen),
  10. Bakalbuah (ovum),
  11. Bakalbiji (ovulum),
  12. Serbuk sari (pollen),
  13. Kepala sari (anther),
  14. Perhiasanbunga (periantheum),
  15. Mahkotabunga (corolla),
  16. Kelopak bunga (calyx)

Bagian Bagian Bunga Dan Fungsinya

Bagian Bunga & Fungsinya
Bunga adalah organ pada tumbuhan yang mempunyai kegunaan sebagai tempat berlangsungnya perkembangbiakan generatif melalui proses pembuahan serta penyerbukan. Bunga sejatinya ialah modifikasi tunas daun atau tunas batang dimana bentuk, warna, dan susunannya disesuaikan atas kepentingan tumbuhan tersebut.

Pada umumnya bagian bunga sempurna dibagi menjadi 2, yaitu bagian Fertil dan bagian Steril.
  • Bagian Fetil
Bagian fertil merupakan bagian bunga yang secara langsung berpengaruh terhadap terjadinya proses penyerbukan dan pembuahan pada bunga itu sendiri. terdapat dua Bagian bunga fertil yaitu kepala putik (pistillum) serta benang sari (Stamen).

  • Bagian Steril
Bagian steril merupakan bagian bunga yang hanya berfungsi sebagai perhiasan dan kelengkapan bunga itu sendiri. Ia tidak secara langsung mempengaruhi terjadinya proses penyerbukan dan pembuahan. Bagian bagian bunga steril misalnya ibu tangkai bunga (pedunculus), daun tangkai (brachteola), dasar bunga (receptacle), daun pelindung (brachtea), daun mahkota (petal), tangkai bunga (pedicellus) dan daun kelopak (sepal),.



  1. Ibu tangkai bunga atau tangkai induk (pedunculus)
Tangkai bunga (bahasa latin: Rachis Pedunculus) adalah bagian awal dari sebuah bunga. Pedunculus (tangkai induk) bunga merupakan cabang kelanjutan dari sebuah ranting atau batang pohon / tanaman untuk menuju bunga.

  1. Tangkai bunga (pedicellus)
Pedicellus adalah bagian yang sering kita jumpai, seperti yang kita ketahui tangkai bunga merupakan bagian bunga yang berada pada bagian bawah. Pedisellus (Tangkai bunga) inilah yang kerap kita jadikan sebagai bagian bunga yang kita petik dari pohonnya. Sehingga tangkai bunga berfungsi sebagai penopang dan penghubung antara tangkai dan juga ranting.

  1. Dasar Bunga (receptacle)
receptacle addalah bagian bunga yang menjadi bagian dari ujung tangkai bunga, receptacle  ini berguna sebagai tempat melekatnya mahkota bunga.

  1. Daun tangkai bunga (brachteola)
Brachteola adalah bagian bunga berupa daun yang yang berfungsi sebagai daun pelindung. Daun tangkai bunga (Brachteola) ini tampak di luar bungan dan bisa terlihat. Daun ini berada pada bagian pangkal dari tangkai bunga.

  1. Daun pelindung (brachtea)
Bagian pelingdung bunga (Brachtea), bagian ini berbeda dengan kelopak bunga, karena Brachtea ialah daun terakhir yang menjadi tempat tumbuhnya bunga. Jadi, pada bagian ketiak daun ini, sang bunga berkembang serta tumbuh.

  1. Mahkota bunga (Corolla)
Corolla merupakan salah satu bagian bunga yang seringkali direpresentasikan sebagai bunga itu sendiri. karena mahkota bunga merupakan bagian paling luar dari sebua struktur keseluruhan bunga, yang biasanya memiliki warna yang cerah dan juga menarik. Mahkota bunga juga memilki susunan dan juga bentuk yang berbeda pada setiap bunga, sehingga sering djadikan indikator utama dari keindahan dankecantikan dari sebuah bunga

  1. Daun buah (carpell)
Carpell merupakan bagian fertil berupa ovalum (bakal biji) berkelompok membentuk putik (pistill).

  1. Daun mahkota (petal)
Petal merupakan perhiasan bunga warnanya mencolok, berkelompok, serta membentuk corolla (mahkota bunga).

  1. Kelopak bunga (sepal)
Sepal (kelopak Bunga) adalah bagian bunga yang berupa kuncup saat bunga belum mekar. kelopak bunga berfungsi membantu menjaga bunga yang belum mekar. Saat bunga sudah sedikit mekar, maka kelopak bunga akan ikut membuka, serta membiarkan bunga tersebut mekar. saat bunga sudah mekar degan sempurna, kelopak bunga akan membentuk seperti bagian dasar sebuah bunga.

  1. Benang sari (stamen)
Benang Sari adalah bagian yang sering disebut sebagai alat kelamin jantan sebuah bunga. Stamen berfungsi untuk membantu proses reproduksi dan juga perkembang biakan di sebuah bunga, yang nantinya dapat menumbuhkan tanaman baru. Stamen (Benang sari) terdiri dari 3 bagian utama. yaitu Tangkai sari (filament), Serbuk sari (polen), Kepala sari (antheral).



Anatomi Bunga

Kebanyakan Angiospermae memiliki kepala sari yang tetra sporangiat, dengan dua ruang sari (lokus) dalam setiap cuping kepala sari sehingga jumlah keseluruhanya empat (gbr 20.2).
Anatomi Bunga

Pada tumbuhan tertentu yang anteranya matang ,namun sebelum antera memecah(membuka dengan sendiri) batas antara pasangan lokulus di setiap cuping rusak sehingga anteratetrasporangiat hanya menunjukkan dua lokulus.Filamen berstuktur sederhana . Pada benang sari terdapat sebuah berkas pengangkut yang bisa bersifat amfikibral di sepanjang filament dan berakhir di konektifium.Pada bunga Rhoe discolor banyak di temukan rambut filament.

Dinding artera terdiri dari beberapa lapisan sel  yang merupakan turunan sel parietal primer, kecusli epidermis yang dalam perkembangannya hanya membelah  dalam bidang antiklinal.Lapisan yang penting adalahEndostesium, tepat dibawah epidermis, dan tapetum, yang berbatasan dengan lokulus antera.Sel antara kedua lapisan itu sering memipih karena tertekan,  lalu rusak.Endostesium membentuk penebalan takrata, terutama di dindng radial dan tangensial dalam.Pengerutan diferensial yang terjadi padanya ketika antera megering saat matang, yang bertujuan untuk  memudahkan terjadinya retakan atau celah pada antera untuk membebaskan serbuk sari.

Membukanya antera dimulai pada celah atau stomata yna tidak berfungsi lagi (gambar 20.2 E) Sel tavetum bersifat sekretori dan penuh sitoplasma padat. Isi sel tafetum diserap oleh butir serbuk sari yang sedang berkembang dalam lokulus, sehingga ketika serbuk sari matang, biasanya tapetum sudah berdegenerasi. Untuk membebaskan serbuk sari, selain lewat celah/stomium,tumbuhan dapat memiliki pori disisi lateral atau pada ujung cuping antera.



  • Serbuksari

Hasil mikrogenesis adalah microspora atau butik serbuk sari. Butir tersebut berupa simetri radial atau bilateral dan pada dindingnya terdapat bagian yang kurang kuatyang disebut aperatur(gb 20.3).
Serbuksari

Ada yang bulat (pori) dan ada yang memanjang (kolpi). Ketika serbuk sari berkejambah serbuk polen akan muncul melalui apertur. Dinding butir sari terdapat dua lapisan utama, yaitu intin yang lunak di bagian dalam, dan eksin bagian luar yang keras.Eksin terbagi lagi menjadi dua, yaitubagian yang tidak berlekuk di sebelah dalam (neksin), dan bagian yang terdapat lekukan di sebelah luarnya (seksin).Butir polen sering berperan dalam taksonom yaitu pada family nya.

Contoh family yang mempunyai lekukan dalam (Cruciverare, Malvaceae). Lekukan eksin berasal dari tapetum yang berperan dalam pengendalian kecocokan intra spesies.Ketika serbuk sari dibawa oleh pollinator dari kepala sarike stigma, terjadi rehidrasi,eksin mengembang dan bahan yang tersimpan dalam eksin dibebaskan.
  • Karpel

Jika bunga mempunyai dua karpel atau lebih maka karpel dapat  lepas dengan karpel yang lainnya ginesium (apokarp pada bunga mawar) atau karpel yang berlekatan dengan cara yang bernacam-macam (ginesium sinkrap:pada tomat atau papaya). Ginesium berkarpel tunggal digolongkan apokarp.
Dalam pembentukan karpel menjadi ginesium, karpel di anggap melipat sepanjang tepinya sehingga sisi adaksial berada di ruang tertutup, dan tepinya saling melekat.hal ini di anggap bahwa pelipatan karpel terjadi secara konduplikat dengan tepi tetap pipih (gmbr 20.5).
Karpel



Perubahan evolusi menyebabkan reduksipada daerah tepi . Pelipatan ini meliputi involusi (pelipatan ke dalam sehingga daerah yang tertutup dilapisi dengan muka abaksial.
Pada ginesium sinkrap, ada dua cara perlekatan karpel, yaitu:
  • Karpel berlekatan dengan kondisi terlipat dan muka abaksial melekat pada muka abaksial , ginesium beruang dua atau banyak (gbr 20.7 A,C)
ginesium beruang dua atau banyak
  • Pelekatan terjadi dalam keadaan tak terlipat atau setengah terlipat dan terbentuk ginesium beruang satu (27.D).
Pada ginesium biasanya  dibedakan menjadi 2, yaitu:
  1. Bagian bawah yang fertile (bakal buah)
  2. Bagian tengah yang steril (tangkai putik).

  • Bakal buah

Bakal biji atau ovulum terdapat pada daerah dinding bakal buah dalam (adaksial), yang disebut plasenta (gbr.20.7). Setiap karpel memiliki dua plasenta.Pada krpelplasenta ditemukan di dekat tepi atau tidak jauh dari karpel, sehingga dibedakan Plasenta marginal(tepi) dan Plasenta laminar (agak jauh dari tepi). Plasenta paretial trjadi pada ginesium yang pelekatan karpelnya terjadi secara marginal dan hanya ada satu ruang genesium.Pada ginesium ovulum melekat pada dinding ovarium dengan adanya tangkai bakal biji atau funikulus yang mengandung satu berkas pembuluh (gbr 20.8).
Bakal buah

Bakal biji terdiri jaringan tengah atau nuselus , dilingkari oleh integumen dalam dan integument luar.Kedua integument mengelilingi suatu saluran yang bermuara di pori, disebut mikrofil ( gbr.20.8.E). Daerah nuselus , integument, dan funikulus berhubungan disebut kalaza. Sering terletak berhadapan dengan mikrofil. Tabung sari tumbuh melalui mikropil saat fertilisasi.Sebagaimana pada tapetum antera, nuselus biasanya sudah tak ada ketika bakal biji mencapai taraf dewasa, karena telah berdegenerasi.

Pembentukan megaspora melalui peristiwa sel induk megaspore disebut megasporogenesis. Megaspora juga disebut kantung embrio akan berkecambah dengan terjadinya mitosis pada intinya yang akhirnya memberikan kantung embrio dewasa yang berinti delapan (gbr. 20.8).Di banyak angiospermae, kantung embrio matang berisi 8 inti, yang masing-masing memiliki dinding sel. Ketiga sel dekat mikropil adalah sel telur dan dua sel sinergid.

Di dekat kalaza terdapat tiga sel antipoda. Dua buah inti di tengah disebut inti polar. Jika keduanya bersatu, jumlah sel dalam kantung embrio menjadi tujuh. Sel antipoda sering berdegenerasi di awal pertumbuhan. Pada sinergid biasanya terdapat penebalan dinding yang di sebut aparatfiliform (seperti benang) yang meluas di debagian sel dekat mikropil.

Mikrosporagenesis dan Megasporagenesis

Pada antera yangs edang berkembang, mikrosporangium terdiri dari sel sporongent yang ada didalam rongga kantong polen dan sejumlah lapisan khusus disebelah luarnya. Jaringan sporogen juga berasal dari sel parietal primer yang ditemukan pada awal pembentukan antera. Sel sporogen masih dapat bermitosis menghasilkan lebih banyak sel sporogen atau menjadi sel induk mikrospora. Meiosis terjadi dalam sel induk mikrospora, menghasilkan tetrad yang terdiri dari empat sel mikrospora yang haploid (gb, 20.2).

Distadium ini mikrospora biasanya berpisah, meskipun pada beberapa familia tetap bertahan sebagai tetrad. Sebelm lepasnya polen dari antera, mikrospora mengalami mitosis, menghasilkan sel vegetative dan sel generatif. Kadang-kadang sel generatif membelah, menghasilkan dua gamet jantan.

Sebagaimana dalam mikrosporagenesis, sel sporogen primer dapat langsung atau melalui beberapa kali mitosis menjadi sel induk mikrospora. Sel itu mengalami meiosis yang terdiri dari dua kali pembelahan berturut-turut, menghasilkan 4 megaspora.



Jenis-Jenis Bunga pada Tumbuhan

  • Bunga Lengkap (flos completus), yakni jika memiliki semua daun bunga yaitu kelopak,mahkota,benang sari dan putik.
  • Bunga tak lengkap (flos incompletus), yakni jika salah satu daun bunga tidak ada atau tidak ditemukan.
  • Bunga berumah satu (planta monoeca) atau bunga banci, yakni bunga jantan(benang sari) dan bunga betina(putik) terdapat pada tanaman yang sama.
  • Bunga Berumah dua (planta dioeca), yakni benang sari dan putik terdapat pada tanaman yang berlainan , namun masih dalam jenis yang sama
  • Tumbuhan poligam (planta polygam) yakni tumbuhan yang memiliki dua tipe bentuk kelamin. Dibedakan menjadi:
  1. andromonoecus (pl. andromonoeca), yaitu pada tanaman yang sama terdapat bunga jantan dan bunga banci
  2. gynomonoecus (pl. gynomonoeca), yaitu pada tanaman yang sama ada bunga betina dan bunga banci
  3. androdioecus(pl. androdioeca), yaitu pada satu jenis tanaman hanya terdapat bunga jantan dan bunga banci saja.
  4. gynodioecus (pl. gynodioeca), yaitu dalam satu jenis tumbuhan terdapat tanaman dengan hanya bunga betina dan tanaman dengan hanya bunga banci.

Diagram Bunga

Dalam mendeskripsikan bunga, disamping secara verbal (dengan kata-kata) dapat ditambahkan gambar-gambar untuk memperjelas keadaan bunga. Suatu gambar yang melukiskan keadaan bunga dan bagian-bagiannya disebut diagram bunga.
Diagram bunga

Diagram bunga adalah suatu gambar proyeksi pada boding datar dari semua bagian bunga yang dipotong melintang. Sehingga pada diagram bunga ini digambarkan penampang melintang daun-daun kelopak, tajuk bunga, benang sari dan putik. Juga bagian bunga lainnya jika masih ada. Disamping bagian-bagian tersebut diatas, lazimnya daun kelopak dan tajuk bunga digambar melintang bagian tengah-tengahnya, sedangkan benang sari digampar penampang keapala sari dan dari putik penampang melintanng bakal buahnya. Dari diagram bunga ini dapat diketahui berapa banyak masing-masing bagian bunga tadi dan susunannya antara yang satu dengan yang lain dalam bentuk skematik.

Dalam diagram bunga masing-masing bagian bunga digambarkan dengan bentuk lambang yang berbeda-beda, sehingga apabila terdapat persamaan mungkin hanya terjadi pada lambang kelopak dan daun tajuk bunga sedangkan benang sari dan putik tidak akan mengalami kesamaan.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat diagram bunga yaitu:

  • Letak bunga pada tumbuhan. Terdapat dua macam letak bunga yaitu:
  1. Bunga pada ujung batang atau cabang (flos terminalis)
  2. Bunga yang terdapat dalam ketiak daun (flos axillaris)
  • Bagian bunga yang akan kita buat tersusun dalam beberapa lingkaran.

Kedua hal tersebut harus ditentukan saat kita akan membuat diagram bunga, dimulai dari mebuat lingkaran konsentris, sesuai dengan jumlah lingkaran tempat duduk bagian-bagian bunganya. Lalu gambar garis tegak lurus sebagai bidang median untuk menggambarkan penampang melintang batang secara skematik dibagian atas lingkaran yang terluar pada bidang median kemudian dibagian bawah gambar skematik dibuat gambar skematik daun pelindungnya.

Pada lingkaran sendiri. Kemudian gambar pada lingkaran berturut-turut dari bagian luar yakni daun-daun kelopak,daun-daun tajuk,benang sari dan penampang melintang bakal buah sebagai gambar pada lingkaran terdalam. Dalam menggambar maing-masing bagian bunga harus memperhatikan hal-hal berikut ini:

  1. Jumlah masing-masing bagian bunga
  2. Susunan terhadap sesamanya, misal susunan daun kelopak(calyx) satu dengan yang lainnya bebas atau berlekatan memiliki susunan diagram yang berbeda.
  3. Susunan terhadap bagian bunga yang lain, misal daun kelopak (calyx) terhadap daun mahkota(corolla), benang sari dan daun buah penyusun putiknya, berhadapan atau berseling, bebas aatau berlekatan.
  4. Letak bagian bunga terhadap bidang median. Dimana sering kali bidang median membagi dua dalam bidang setangkup (simetrik).

Bagian bunga yang letaknya pada ujung batang/cabang, tidak dikenal bidang mediannya sehingga tidak digambarkan bagian penampang melintang batang(karena bunga yang demikian itu batang bersambung dengan tangkai bunga. Tetapi pada bagian bawah masih ditambahkan gambar penampang melintang daun pelindung jika ada. Pada diagram bunga tidak hanya menyangkut bagian-bagian bunganya saja tetapi juga mengenai letaknya pada tumbuhan yakni mengenai letaknya pada ujung batang atau diketiak daun(gb. 108)

Pada diagram bunga juga bisa digambar bagian lain yang memang perlu dikemukakan seperti:
  1. Kelopak tambahan (epicalyx), umumnya terdapat pada suku Malvaceae, misalnya kapas (Gossypium sp.) dan Hibiscus rosa-sinensis (kembang sepatu).
  2. Mahkota tambahan(corona) yang biasanya terdapt pada suku asclepiadaceae, misal biduri (Calotropis gigantea Dryand.)
    Pada bagian bunga sering kali ada yang mengalami metamorfosis atau tereduksi atau lenyap sama sekali. Sehingga dalam pembuatan diagram bunga harus berpendirian yaitu:
  • Hanya menggambarkan bagian bunga menurut apa adanya.
  • Membuat diagram bunga yang tidak hanya memuat bagian yang benar-benar ada tetapi juga menggambarakan bagian-bagian yang sudah tidak ada atau tereduksi, namun menurut teori seharusnya ada.


Diagram bunga dibedakan menjadi dua macam yakni:
  1. Diagram bunga empirik, yaitu diagram bunga yang hanya memuat bagian-bagian bunga yang benar-benar ada, jadi menggambarkan keadaan bunga yang sesungguhnya.
  2. Diagram teoritik, yaitu diagram bunga yang selain menggambarkan bagian bunga yang sesungguhnya juga memuat bagian bunga yang sesungguhnya, juga memuat bagian-bagian yang sudah tidak ada lagi tetapi menurut teori seharusnya ada.

Bagian-bagian yang hanya menurut teori saja seharusnya ada, tidak digambar seperti bagian-bagian yang beanar-benar ada. Melainkan dengan lambang lain biasanya bintang atau silang kecil (gb. 108)

Hipotensi

Darah rendah atau hipotensi  a dalah kondisi ketika tekanan darah berada di bawah 90/60 mmHg. Hipotensi umumnya tidak berbahaya dan dapat d...